2012 sudah menjadi tahun yang cukup panjang
untukku. Banyak mimpi-mimpi yang kurangkai disana, namun banyak juga mimpi yang
harus dihapuskan, untuk kemudian diperbaharui. Di tahun ini pula aku memasuki
umur 21. Masa dimana aku merasa tak lagi kecil. Mimpi-mimpi yang kupunya pun
semakin banyak. Semakin meluas.
Mimpi-mimpi yang terwujudkan, membuatku semakin
banyak membuat mimpi baru. Namun
terkadang hal yang ada tak semudah merencanakannya. Bahkan salah satu teman pun
sering skali mengingatkan,”Satu-satu Chaa..”.
Tahun 2012 juga adalah tahun terakhir untuk
menyelesaikan pendidikanku di salah satu universitas di Bandung. Masa magang yang
kuhabiskan di salah satu bank besar di Jakarta, membuatku bertemu dengan orang-orang
baru, hal-hal baru, yang memberikan banyak pelajaran berharga untukku. Walaupun
hanya mahasiswa magang, aku sudah dapat merasakan “enak” dan “sulit” nya
bekerja di perusahaan besar. Namun hal itu justru membuatku bermimpi dapat
bekerja disana tahun depan, ketika studiku usai. Di tempat magang ini pula aku
mewujudkan salah satu mimpiku, yaitu melakukan perjalanan keluar kota tanpa biaya
dari orang tua. Gimana caranya? Yap, ikut dinas luar kota. Walaupun hanya 3 hari,
tapi ada kebahagiaan dan perasaan bangga tersendiri. Entah. Mungkin itu rasanya
ketika apa yang kita impikan terwujud. Dan lagi, seharusnya tak ada anak magang
yang ikut. Namun dengan sedikit bantuan “catatan” dari “yang berwenang”,
akhirnya muncullah sejarah anak magang bisa ikut dinas luar kota. Hehehee.
Memasuki pertengahan tahun, aku sudah kembali
ke kampus tercinta. Dengan segala keinginan untuk cepat menyelesaikan tugas
akhir dan sidang di bulan Nopember nanti. Serta mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya
tentunya. Namun memang selalu saja ada “cobaan”. Banyak yang bilang, memang
tahun-tahun terakhir itu selalu ada saja cobaannya. Dari dosen yang sulit
ditemui, kemajuan yang nihil, hingga cobaan hidup yang sama sekali tidak
berhubungan dengan dunia perkuliahan. Ya, cobaan hidup. Percintaan lebih
tepatnya.
Memang kisah cinta tak bisa lepas dari
kehidupan. Layaknya nyawa, kisah cinta ada yang tetap hidup, ada yang berakhir,
ada yang datang kembali, ada pula yang pergi. Dengan adanya yang datang dan
pergi itulah yang membuat berputarnya kehidupan. Disaat itulah roda
percintaanku sedang berputar. Mimpi dan rencana yang dibangun bersama, mau tak
mau harus di rubah. Tak mudah, memang. Tapi bukan tak mungkin juga. Menyesal?
Tidak. Aku yakin semua ada proses dan masanya. Lagipula, banyak pengalaman dan
pelajaran yang dapat kuambil dari hal-hal yang aku lalui.
Dengan segala yang ada, aku mengatur ulang mimpi
dan rencana kedepanku. Mencoba mencari lagi apa yang sebenarnya aku inginkan.
Memperbanyak bersosialisasi juga membantuku untuk melupakan dan membangun
hal-hal baru dalam hidupku.
Memang semenjak awal aku selalu ingin
memiliki usaha sendiri. Tapi rencananya itu nanti, ketika aku sudah memiliki
modal yang cukup. Nanti ketika aku sudah puas bekerja kantoran. Nanti, ketika
keuanganku sudah mapan. Nanti ketika anak-anakku sudah cukup besar untuk dapat
kutinggal-tinggal. Tapi Allah berkehendak lain. Di balik kesedihanku tentang perpisahan,
Allah mempertemukanku dengan teman-teman lama yang memiliki mimpi yang sama,
memiliki perusahaan. Dari sharing
mimpi, menyatukan mimpi, hingga merencanakan hal-hal yang bisa kami lakukan
untuk mewujudkan itu, kami mulai membangun struktur, mencari tahu tentang hal-hal
yang dibutuhkan untuk semua yang kami impikan. Memang hal ini bisa dihitung
sebagai “sampingan” kami, namun kami berkomitmen untuk menjadikan mimpi-mimpi
kami nyata. To give our best. Setelah
cukup banyak “ngumpul” dan “ngobrol” yang kami lakukan, Alhamdulillah tahun
2012 jugalah yang menyatukan kami berlima hingga kami dapat mendirikan CV sendiri.
Aku yang sambil menyelesaikan tugas akhir pun menjadi lebih semangat karena ada
kegiatan baru yang menyibukkanku. Melelahkan, tapi menyenangkan. Setidaknya
hidupku tak sia-sia. Jujur saja, aku termasuk orang yang pusing kalau tidak ada
kerjaan. Karna aku berfikir untuk melakukan sebanyak yang aku bisa selagi aku
muda, agar aku tak perlu melakukan banyak hal ketika tua nanti. Menikmati akhir
usia tanpa memberatkan anak maupun keluarga. Itu salah satu mimpi besarku.
Itulah mengapa aku ingin memiliki usahaku sendiri.
Seiring berjalannya waktu, memang keras
kehidupan, Banyak yang bilang, 2 tahun pertama adalah yang terberat. Akan banyak
sekali naik turun, pengorbanan, permasalahan internal, hingga defisit yang
harus dirasakan. Tak mudah. Namun bukan tak mungkin. Mimpiku sekarang adalah
membesarkan CV kami sambil terus mengejar mimpiku yang lain. Seperti menikah di
umur 24 :D karena disetiap mimpi, ada mimpi lain yang berhubungan. Terlalu panjang
untuk diceritakan disini. Tapi yang pasti menikmati apa yang dijalani dan dimiliki
adalah the best part. You’ll never know. Oya, sambil membangun
mimpiku yang itu, Alhamdulillah aku sudah menyelesaikan satu mimpiku, yaitu
sidang di Bulan Nopember yang lalu. Di tahun ini aku juga bertemu dengan orang yang memberi warna baru dalam hidupku.
Mungkin pengorbanan yang dirasakan sekarang
dapat menjadi investasi kebahagiaan di masa depan. Ya kan?
Tulisan ini dipersembahkan untuk mengikuti lomba #Mimpiku yang diselenggarakan oleh :
"GagasMedia: http://gagasmedia.netBukune: http://bukune.com
Gammara Leather: http://gammaraleather.com"
Semoga bisa dinikmati :)
2 comments:
hehehehe gagaaaaaah... lanjutkan yang
Bagus cha aku suka dibagian ini:
Disaat itulah roda percintaanku sedang berputar. Mimpi dan rencana yang dibangun bersama, mau tak mau harus di rubah. Tak mudah, memang. Tapi bukan tak mungkin juga. Menyesal? Tidak. Aku yakin semua ada proses dan masanya.
Post a Comment